Wednesday, October 24, 2012

Koen Nduwe Kakean Opo?


Selama seminggu ini, sekolah lagi meriah. Ada acara kampanye pemilihan ketua. Dan hari ini, calon-calon ketua itu dateng ke kelas untuk kampanye.
Pengennya sih, tahun ini tiap calon  aku tanyai tentang kelebihannya dibanding calon lain kayak tahun lalu. Tapi sepertinya anak-anak pada protes dengan perlakuan ini, yang alasannya gak mereka jelaskan. Sangat disayangkan memang, karena ini alasan tindakanku:

1. Kampanye itu iklan
Kampanye itu kayak iklan. Kenapa? Karena setelah kampanye, diharapkan tiap orang dapat memilih calon terbaik. Dan seperti iklan-iklan produk, tiap calon harusnya "mempromosikan" diri mereka dengan kelebihan mereka dibanding calon lain. Tapi faktanya justru yang banyak dibahas adalah solusi dan tujuan mereka.Bahkan ada yang gak menyebutkan kelebihan mereka.
Bagaimana dengan solusi dan tujuan? Menurutku tidak perlu dominan dalam kampanye, karena ketika mereka terpilih, mereka tidak akan bekerja sendiri. Mereka akan bekerja dengan orang-orang yang tujuan dan solusinya bagi suatu masalah pasti berbeda walau sedikit. Karena itulah ada rapat koordinasi kan?

2. Jawabannya gak segampang pertanyaannya
Tau wawancara pekerjaan? Katanya sih, pertanyaan yang paling umum ditanyakan itu tentang gaji kayak "kira2 kalo kamu masuk di perusahaan kami, ingin dibayar berapa?". Keliatannya gampang memang, tinggal sebut suatu nominal uang dan pertanyaan terjawab. Tapi ternyata, pertanyaan itu bukan sekedar tentang uang. Pertanyaan itu diajukan untuk mengetahui apakah si calon itu rasional atau gak. Kalau nominalnya tinggi banget, berarti si calon gak rasional. Tapi kalo kecil banget, berarti si calon minder sama kemampuannya sendiri.
Pertanyaanku sama seperti itu. Ketika aku mengajukan pertanyaan tentang kelebihan mereka, yang aku cari itu bukan cuma kelebihan yang mereka sebutin aja. Tujuanku sebenernya melihat apakah mereka tau kelebihan mereka sendiri. Kenapa? Karena kalo mereka tau kelebihan sendiri, minimal mereka bisa menggunakannya dalam organisasi.
Kelihatannya gampang emang, tapi faktanya gak. Ketika aku akhirnya bisa tanya ke salah satu calon (yang penggunaannya efektif cuma satu), yang ada malah jawaban "gak tau".

3. Biar adil
Ketika kamu jadi juri dalam sebuah kontes, kamu pasti punya standar dalam memilih yang pantas jadi pemenang. Karena itulah, kamu harus melihat masing2 peserta, apakah mereka memenuhi standarmu itu atau tidak. Sama seperti kampanye, ketika akan memilih, seharusnya pemilih memiliki "standar" seorang ketua, dan harus dipastikan apakah calon memenuhi standar tersebut. Karena itulah, aku (pengennya) menanyakan ttg kelebihan ini ke semua calon.

Itu tujuanku kenapa menanyakan kelebihan mereka kepada semua calon. Tapi karena gak bisa, akhirnya tujuanku gak terpenuhi. Apa aku golput aja ya?